find article

Custom Search

Wednesday, September 24, 2008

drupadi pers release


DRUPADI

Sebuah film kolaborasi seni peran, musik dan tari siap meluncur Desember 2008

***

Aku bersumpah….

Demi langit dan bumi

Demi harkatku sebagai puteri agni

Aku tak akan mengikat rambutku

Sebelum mencucinya dengan darah Dursasana

(Sumpah Drupadi kepada para dewa)

Rampung sudah tahap pengambilan gambar film Drupadi, produksi SinemArt Pictures. Disutradarai oleh Riri Riza, film Drupadi menampilkan Dian Sastrowardoyo sebagai Drupadi, seorang puteri raja dari Panchala yang kelak dipertaruhkan dan dihina dalam sebuah permainan dadu.

Film ini mengangkat sepenggal lakon dari kisah klasik Mahabharata karya Mpu Vyasa asal India yang telah menyebar ke seluruh Asia, termasuk ke Indonesia. Jika lazimnya Mahabharata berkisah tentang perseteruan dua kelompok sepupu Pandawa dan Kurawa, maka film ini memilih sudut pandang Drupadi sebagai pusat dari seluruh cerita.

Syahdan, Drupadi digambarkan sebagai puteri raja Panchala yang lahir dari api (agni) dan diturunkan ke dunia untuk menemani Krisna untuk mengakhiri satu babak kehidupan manusia. Drupadi digambarkan sebagai seorang puteri tercantik di seluruh jagad, sehingga semua ksatria dari seluruh penjuru ikut berlomba untuk merebut hatinya. Dalam sebuah sayembara memanah, adalah Arjuna yang berhasil memenangkan pertandingan itu, meski akhirnya, karena sebuah takdir yang tak terelakkan, Drupadi menjadi isteri dari Pandawa.

Di sebuah permainan dadu yang penuh muslihat yang digelar oleh Kurawa, Drupadi dipertaruhkan oleh suaminya sendiri.

Dadu yang terbuat dari tulang manusia

yang telah binasa dengan sia-sia.

Dadu yang berdansa dengan mahir

dan memiliki segala daya sihir..

Apa yang kemudian terjadi dengan Drupadi? Bisakah dia melawan? Permainan dadu yang penuh strategi dan muslihat dan perlawanan Drupadi yang menolak dijadikan komoditas —yang kelak akan membawa pada peperangan Bharatayudha yang dahsyat—menjadi puncak dari film ini.

***

Baik Dian Sastrowardoyo, Riri Riza, Mira Lesmana maupun Leila Chudori, sepakat bahwa daya tarik untuk mengangkat sosok ini karena Drupadi adalah perempuan yang menolak dijadikan barang taruhan; dan pada masanya, dialah satu-satunya perempuan yang berani bersuara dan menggugat ketidakadilan yang menimpanya.

Film Drupadi juga mempertemukan kembali dua bintang papan atas yang telah sekian lama absen dari dunia seni peran Dian Sastrowardoyo (Drupadi) dan Nicholas Saputra (Arjuna). Di film ini pula, keterlibatan Dian tidak sebatas sebagai pemain belaka. Bersama Mira Lesmana dan Wisnu Darmawan, Dian juga bertindak sebagai produser yang ikut membidani lahirnya film ini.

Sederet nama-nama besar lain turut pula mendukung terlaksananya proyek ini, di antaranya Butet Kartarejasa yang berperan sebagai Sengkuni, paman dari Kurawa yang licik dan penuh muslihat; Dwi Sasono sebagai Yudhistira; Ario Bayu sebagai Bhima dan pendatang baru,si kembar Aditya Bagus Santosa dan Aditya Bagus Sambada berperan sebagai Nakula dan Sadewa.

Pihak Kurawa sebagai representasi angkara murka dan musuh bebuyutan Pandawa dimainkan oleh murid-murid padepokan seni Bagong Kussudiardjo dengan dua pemeran utama, yakni Whani Darmawan sebagai Suyudana, dan Djarot B. Dharsana sebagai Dursasana. Sedangkan Donny Alamsyah berperan sebagai Adipati Karna, kakak tiri Pandawa yang ada di pihak Kurawa.

Selain bertumpu pada cerita yang kuat dan seni peran pemainnya, film ini juga menggabungkan beberapa unsur teater, tari musik dan perkawinan kostum Jawa dan Sumatra.

***

PROYEK Drupadi bermula dari keinginan Dian Sastrowardoyo dan Leila S. Chudori, yang ingin membuat sebuah karya seni, khususnya film, dengan tema yang berbeda dari film-film yang beredar saat ini. Sewaktu ide ini disampaikan kepada Leo Sutanto, produser dan pemilik SinemArt, gayung pun bersambut. SinemArt mendukung penuh dan memberi ruang seluas-luasnya dalam proses kreatif, semua ditujukan agar film Drupadi terwujud dan Leo Sutanto menyatakan bersedia menjadi Produser Eksekutif. “Saya ingin mendukung Dian yang selalu sangat serius dalam seni peran,” tutur Leo Sutanto. “Menurut saya, Dian jangan hanya bersinar di perfilman Indonesia saja, tetapi saya ingin suatu hari Dian juga melangkah ke dunia internasional.”

Untuk proyek ini, Riri Riza didapuk sebagai sutradara. Riri Riza dikenal sebagai seorang sutradara yang sangat serius dan intens dalam karyanya. “Jika melihat kisah Drupadi, sangat relevan dengan persoalan masa kini,” kata Riri, “Drupadi memiliki peran yang besar dalam kisah Mahabharata. Dia mempertanyakan banyak hal, tetapi di kemudian hari dia menjadi barang taruhan. Dia menggugat dengan caranya sendiri dan terus mencari keadilan hingga akhir cerita.”

Riri menolak untuk membuat dikotomi film seni atau film komersil. “Film Drupadi dibuat sebagai suatu produk yang serius, tetapi kami ingin penonton bisa menikmatinya dan merasa ada kaitan dengan persoalan yang dihadapinya.”

Bagi Mira Lesmana, membuat Drupadi adalah “tantangan untuk menyatukan suatu cerita yang memiliki sentuhan tradisi dan memberikan elemen kontemporer.” Mira menunjuk bagaimana semua yang terlibat sepakat bahwa meski film ini menggunakan latar belakang Jawa klasik, tetapi kostum para tokoh dipadu dengan berbagai elemen daerah lain, misalnya Sumatra.

Skenario yang dikerjakan oleh Leila S. Chudori yang mengambil dari beberapa versi novel Mahabharata karya P.Lal, N.K Narayan dan Ramesh Menon. Dari karya-karya tersebut dan melalui riset beberapa versi di Jawa dan Bali, Leila kemudian membuat tafsir sekitar hubungan antara Drupadi, Arjuna dan Bhima.

Djaduk Ferianto bertanggung jawab atas penata musik, sementara tata artistik dipercayakan pada Ong Hari Wahyu dan Mohammad Marzuki. Film Drupadi juga menggandeng Gunnar Nimpuno sebagai penata kamera dan Chitra Subijakto sebagai penata busana. Dalam produksinya, Drupadi juga didukung sepenuhnya oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo

Ditemui di sela-sela syuting film yang mengambil lokasi di Yogyakarta dan sekitarnya, Dian menyatakan,” Film Drupadi dibuat sebagai apresiasi kami, para pekerja seni, kepada dunia seni Indonesia, dan juga memberikan warna baru dalam industri perfilman.”

Mengapa Drupadi? “Karena sosok Drupadi adalah simbol dari perjuangan perempuan yang menolak dijadikan komoditas dan selalu bertindak untuk memanusiakan dirinya,” tutur Dian.

Film Drupadi dijadwalkan untuk diluncurkan kepada umum sebagai bagian dari Jakarta International Film Festival (JIFFEST) Desember 2008.

Untuk informasi dan perkembangan film Drupadi, silakan kunjungi laman www.drupadithemovie.com atau tim kreatif dan komunikasi :

No comments:

Post a Comment

 

Copyright 2007 All Right Reserved. shine-on design by Nurudin Jauhari. and Published on Free Templates